Alhamdulillah subuh ini
masih diberi kesempatan oleh Allah untuk merasakan sejuknya udara dan embun
pagi yang menetes dari dedaunan seolah dikejar oleh jejak hangat sang mentari
yang perlahan terbit dari balik pegunungan yang memberikan kehangatan, semangat,
inspirasi, dan motivasi bagi insan yang
tengah menjalani kehidupan yang kian berarti dengan ingatan-ingatan tentang
Allah. Subhanallah, terimahkasih YA RABB Engkau masih memberiku kesempatan
untuk mendengar suara ibu, ayah, kakak, adikku dan semua orang disekitarku yang
selalu kurindukan ketika jauh dari mereka semua, bahkan ketika didekat mereka.
Jadikanlah aku seorang muslimah yang berguna dimanapun aku berada, jadi cahaya
terang ditengah redupnya sinar, jadi inspirasi bagi siapa yang melihat dan mendengarku.
Oleh karena itu, berikanlah nikmat iman kepadaku, kepada keluargaku, semua
khalifah dan hamba-Mu di bumi-Mu hingga hembusan nafas terhenti, jantung tak
berdegup, tangan, kaki, badan, semuanya telah kaku tak bergerak, tak terdengar
lagi suara, tak terlihat lagi keindahan dan kerusakan yang telah terjadi di
bumi-Mu.
Aku tahu Ya Allah, aku
hanya bagian dari sekian banyak hamba-Mu di muka bumi ini, aku adalah orang
yang berlumur dosa, tak terhitung berapa banyak dosa yang telah kuperbuat
selama ini dan dosa memang tak bisa dihitung karena bukanlah sesuatu yang
dapat dihitung. Namun satu hal yang
kutahu Ya Rabb, Engkau mengetahui segalanya bahkan mengetahui aku lebih baik
dari diriku sendiri, maka selagi aku masih bisa, tolong tunutnlah aku untuk
berada dijalan-Mu bersama orang yang Engkau Ridhoi seperti isi surah
AL-FAATIHAH dibawah ini
Surat Al-Fātiĥah
(The Opener) - سورة الفاتحة
In the name of Allah , the Entirely Merciful, the
Especially Merciful.
[All] praise is
[due] to Allah , Lord of the worlds -
The Entirely Merciful, the Especially Merciful,
Sovereign of the Day of Recompense.
It is You we worship and You we ask for help.
Guide us to the straight path -
The path of those upon whom You have bestowed favor,
not of those who have evoked [Your] anger or of those who are astray.
Surat ini mengandung
beberapa unsur pokok yang mencerminkan seluruh isi Al-Qur’an, yaitu:
1. Kaimanan:
Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa terdapat dalam ayat 2, dimana dinyatakan dengan tegas bahwa segala puji bagidan ucapan syukur atas ni’mat itu bagi Allah, karena Allah adalah pencipta dan sumber segala ni’mat yang terdapat dialam ini.
Di antara ni’mat itu ialah: ni’mat menciptakan, mendidik dan menumbuhkan, sebab kata “Rab” dalam kalimat “Rabbul-‘alamiin” tidk hanya berarti “Tuhan” dan “Penguasa”, tetapi juga mengandung arti tarbiyah yaitu mendidik dan menumbuhkan. Hal ini menunjukkan bahwa segala ni’mat yang dilihat seseorang dalam dirinya sendiri dan didalam alam ini bersumber dari Allah, karena Tuhan-lah Yang Maha Berkuasa di alam ini. Pendidikan, penjagaan dan penumbuhan oleh Allah di alam ini haruslah diperhatikan dan dipirkan oleh manusia sedalam-dalamnya, sehingga menjadi sumber berbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat menambah keyakinan manusia kepada keagungan dan kemuliaan Allah, serta berguna bagi masyarakat. Oleh karena keimanan (ketauhudan) itu merupakan maslah pokok, maka didalam surat Al FAATIHAH tidak cukup dinyatakan dengan isyarat saja, tetapi ditegsakan dan dilengkapi oleh ayat , yaitu: “Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’iin” (hanya Engkau-lah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkau-lah kami memohon pertolongan).
janji memberi pahala terhadap perbuatan yng baik dan ancaman terhadap perbuatan yang buruk. Yang dimaksud dengan “Yang menguasai hari pembalasan” ialah pada hari itu Allah-lah Yang berkuasa, segala sesuatu tunduk kepada kekuasaan dan kebesaran-Nya sambil mengaharap ni’mat dan takut kepada siksaan-Nya.
Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa terdapat dalam ayat 2, dimana dinyatakan dengan tegas bahwa segala puji bagidan ucapan syukur atas ni’mat itu bagi Allah, karena Allah adalah pencipta dan sumber segala ni’mat yang terdapat dialam ini.
Di antara ni’mat itu ialah: ni’mat menciptakan, mendidik dan menumbuhkan, sebab kata “Rab” dalam kalimat “Rabbul-‘alamiin” tidk hanya berarti “Tuhan” dan “Penguasa”, tetapi juga mengandung arti tarbiyah yaitu mendidik dan menumbuhkan. Hal ini menunjukkan bahwa segala ni’mat yang dilihat seseorang dalam dirinya sendiri dan didalam alam ini bersumber dari Allah, karena Tuhan-lah Yang Maha Berkuasa di alam ini. Pendidikan, penjagaan dan penumbuhan oleh Allah di alam ini haruslah diperhatikan dan dipirkan oleh manusia sedalam-dalamnya, sehingga menjadi sumber berbagai macam ilmu pengetahuan yang dapat menambah keyakinan manusia kepada keagungan dan kemuliaan Allah, serta berguna bagi masyarakat. Oleh karena keimanan (ketauhudan) itu merupakan maslah pokok, maka didalam surat Al FAATIHAH tidak cukup dinyatakan dengan isyarat saja, tetapi ditegsakan dan dilengkapi oleh ayat , yaitu: “Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’iin” (hanya Engkau-lah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkau-lah kami memohon pertolongan).
janji memberi pahala terhadap perbuatan yng baik dan ancaman terhadap perbuatan yang buruk. Yang dimaksud dengan “Yang menguasai hari pembalasan” ialah pada hari itu Allah-lah Yang berkuasa, segala sesuatu tunduk kepada kekuasaan dan kebesaran-Nya sambil mengaharap ni’mat dan takut kepada siksaan-Nya.
2. Hukum-hukum:
Jalan kebahagiaan dan bagaimana seharusnya menempuh jalan itu untuk memperoleh kebahagiaan dunia akhirat. Maksud “Hidayah” disini ialah hidayah yang menjadi sebab dapatnya keselamatan, kebahagiaan dunia dan akhirat, baik yang mengenai kepercayaan maupun akhlak, hukum-hukum dan pelajaran.
Jalan kebahagiaan dan bagaimana seharusnya menempuh jalan itu untuk memperoleh kebahagiaan dunia akhirat. Maksud “Hidayah” disini ialah hidayah yang menjadi sebab dapatnya keselamatan, kebahagiaan dunia dan akhirat, baik yang mengenai kepercayaan maupun akhlak, hukum-hukum dan pelajaran.
3. Kisah-kisah:
Kisah para nabi dan kisah orang-orang dahulu yang menetang Allah. Sebagian besar dari ayat-ayat Al-Qur’an memuat kisah-kisah para nabi dan kisah orang-orang terdahulu yang menentang Allah. Yang dimaksud dengan orang yang diberi ni’mat dalam ayat ini adalah para nabi, shiddieqiin (orang-orang yang sungguh-sungguh beriman), syuhadaa (orang-orang yang mati syahid), shaalihiin (orang-orang yang shaleh).
Kisah para nabi dan kisah orang-orang dahulu yang menetang Allah. Sebagian besar dari ayat-ayat Al-Qur’an memuat kisah-kisah para nabi dan kisah orang-orang terdahulu yang menentang Allah. Yang dimaksud dengan orang yang diberi ni’mat dalam ayat ini adalah para nabi, shiddieqiin (orang-orang yang sungguh-sungguh beriman), syuhadaa (orang-orang yang mati syahid), shaalihiin (orang-orang yang shaleh).
Sumber : http://quran.com/1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar